UJI BIOAKTIVITAS EKSTRAK TULANG IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA LUKA BAKAR TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS)

Authors

  • arista arista Universitas Megarezky Author
  • miladiarsi Author
  • Wahdaniar Author

DOI:

https://doi.org/10.34310/wrsgr653

Abstract

Luka bakar adalah cedera yang rentan terhadap infeksi bakteri, terutama oleh Staphylococcus aureus, yang dapat memperparah kondisi dan memperlambat penyembuhan. Bakteri ini juga mampu membentuk biofilm, membuatnya lebih sulit diobati dengan antibiotik konvensional. Penelitian ini berfokus pada aktivitas antibakteri ekstrak tulang ikan cakalang terhadap Staphylococcus aureus pada luka bakar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kuantitatif. Hasil pengukuran zona hambat diketahui bahwa ekstrak tulang ikan cakalang bersifat bakteriostatistik terhadap bakteri S. aureus menggunakan ekstrak tulang ikan cakalang konsentrasi 20%, 40%, 60%,80% dan kontrol positif ciprofloxacin serta kontrol negatif etanol dan aquades steril masing- masing sebanyak 3 kali replikasi yang menunjukkan kelompok perlakuan ektrak 20%, 40%, 60%, dan 80% tulang ikan cakalang berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus berdasarkan zona hambat yang terbentuk sebesar 5,4 mm, pengukuran ditunjukkan bahwa ekstrak 80% menghasilakan nilai daya hambat yang kuat paling berpengaruh dalam pertumbuhan Staphylococcus aureus.Ekstrak tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) konsentrasi 20%, 40%,60%, dan 80% dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak konsentrasi terbesar 80% di golongkan memiliki daya hambat kuat terhadap bakteri uji. Pada penelitian ini ekstrak tulang ikan cakalang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

References

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar sumber daya perikanan, termasuk ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang melimpah di wilayah Timur. Tulang ikan yang sering dianggap limbah ternyata mengandung senyawa bioaktif seperti kolagen, hidroksiapatit, dan peptida antimikroba yang berpotensi sebagai agen antibakteri. Di sisi lain, luka bakar merupakan kondisi yang rentan terhadap infeksi bakteri, terutama S. aureus, yang sulit diatasi karena kemampuannya membentuk biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak tulang ikan cakalang terhadap S. aureus pada luka bakar. Penelitian dilakukan secara eksperimental kuantitatif di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Megarezky Makassar selama Februari–Juli 2025. Ekstraksi tulang ikan dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%, dilanjutkan dengan isolasi S. aureus, serta uji antibakteri metode difusi cakram pada konsentrasi ekstrak 20%, 40%, 60%, dan 80%. Hasil menunjukkan peningkatan diameter zona hambat seiring peningkatan konsentrasi: 2,7 mm (20%) hingga 5,4 mm (80%). Ciprofloxacin sebagai kontrol positif menghasilkan zona hambat 40,1 mm, sedangkan aquades tidak menunjukkan efek. Kesimpulannya, ekstrak tulang ikan cakalang memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan menunjukkan hubungan dosis-respons, menjadikannya kandidat potensial sebagai agen antibakteri alami.

Kata Kunci: Difusi, S. aureus, Tulang ikan Cakalang, (Katsuwonus pelamis) Kolagen, luka bakar,

ABSTRACT

Indonesia, as an archipelagic country, has great potential in terms of fishery resources, including abundant skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) in the eastern region. Fish bones, which are often considered waste, contain bioactive compounds such as collagen, hydroxyapatite, and antimicrobial peptides that have potential as antibacterial agents. On the other hand, burns are a condition prone to bacterial infections, particularly S. aureus, which is difficult to treat due to its ability to form biofilms. This study aims to evaluate the antibacterial activity of skipjack tuna bone extract against S. aureus in burn wounds. The study was conducted as a quantitative experimental study at the Microbiology Laboratory of Megarezky University in Makassar from February to July 2025. Fish bone extraction was performed using the maceration method with 70% ethanol, followed by S. aureus isolation and antibacterial testing using the disk diffusion method at extract concentrations of 20%, 40%, 60%, and 80%. The results showed an increase in the diameter of the inhibition zone with increasing concentration: 2.7 mm (20%) to 5.4 mm (80%). Ciprofloxacin, as a positive control, produced an inhibition zone of 40.1 mm, while distilled water showed no effect. In conclusion, skipjack tuna bone extract exhibits antibacterial activity against S. aureus and demonstrates a dose-response relationship, making it a potential candidate as a natural antibacterial agent.

Keywords: Diffusion, S. aureus, Skipjack tuna bones (Katsuwonus pelamis), Collagen, Burns

Downloads

Published

19-08-2025